Mandala Mata Bumi, Situs Megalitik Miliki Banyak Pintu, Unik, dan Monumental

Mandala Mata Bumi; Situs Megalitik Unik Monumental
Mandala Mata Bumi; Situs Megalitik Unik Monumental

Dia pun menjelaskan bahwa punden berundak pada situs ‘Mandala Mata Bumi’ ini sebagai warisan budaya peninggalan purbakala telah berlangsung jauh sebelum adanya agama-agama.

“Budaya punden berundak sudah ada di Nusantara, di Indonesia, jauh sebelum ada agama-agama,” terangnya.

Dia menjelaskan bahwa punden berundak adalah struktur pemujaan kuno yang dibangun oleh masyarakat tradisi megalitik, masa Neolitikum, sekitar 2500–1500 Sebelum Masehi

“Tradisi itu berlangsung lalu berkembang di Indonesia jauh sebelum masuknya pengaruh agama, Hindu, Buddha, Kristen, maupun Islam yang datang belakangan ke Nusantara,” imbuhnya.

Adapun fungsi utama punden berundak terkait erat dengan kepercayaan lokal, animisme dan dinamisme, yang merupakan local genuine, sistem kepercayaan orang asli Nusantara, bukan agama dalam pengertian sekarang.

“Fungsi punden berundak digunakan sebagai sarana pemujaan roh nenek moyang. Masyarakat prasejarah percaya bahwa arwah leluhur bersemayam di tempat yang tinggi (gunung atau bukit), sehingga mereka membangun struktur bertingkat sebagai media komunikasi ritualnya,” jelasnya.

Ketika agama-agama masuk ke Nusantara, konsep bangunan berundak ini kemudian berasimilasi, untuk selanjutnya berpadu dengan unsur-unsur arsitektur keagamaan baru.

Dia mencontohkan, Budha-Hindu, bahkan Islam sekalipun, dengan candi-candi seperti Candi Borobudur, Prambanan, Masjid Menara Kudus, Masjid Indrapuri Aceh dan lainnya itu memiliki struktur yang menyerupai punden berundak, menunjukkan adanya kesinambungan budaya dari masa prasejarah ke masa sejarah.

“Dengan demikian, adanya punden berundak beserta stuktur kawasannya, dan unsur lainnya, kompleksitas arsitektur, dan adanya batu relief, adalah bukti fisik adanya sistem kepercayaan dan peradaban yang berkembang di masa lalu, jaman prasejarah di Gunung Subang ini, situs ‘Mandala Mata Bumi’ ini ada dan berkembang, jauh sebelum ‘agama-agama formal’ datang,” pungkasnya.

Dia menambahkan, adapun terkait adanya dugaan perkampungan purba yang berkaitan dengan situs megalitik ini belum tereksplorasi secara menyeluruh,

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait