Banyumas, CILACAP.INFO – Puluhan ribu manusia menyemut memadati Alun-alun Purwokerto dan sepanjang jalan Jenderal Sudirman hingga Depan Pasar Wage Purwokerto pada Sabtu, 23/08/2025 malam.
Mereka datang untuk memyaksikan perhelatan besar Festival Kenthongan yang digelar oleh Pemkab Banyumas dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke 80.
Acara festival dimulai sekira pukul 20.00 WIB. Dibuka langsung oleh Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono.
Festival tersebut diramaikan oleh banyak grup kenthongan dari Organisasi Perangkat Daerah.
Beberapa grup yang tampil diantaranya: Laras Bhiraawa dari Dindukcapil, Asoka Maheswara dari Dinas Lingkungan Hidup, Garuda Mas dari Dindrabudpar, Nata Jiwa dari Dinperkim, Nawasena Percussion dari RSUD Banyumas, Pamungkas dari Dinasporapar, Rampak Bambu dari Inspektorat Daerah, Satria Wadas Kelir dari Dinas Kesehatan, Rasa Swara dari BKPSDM, Putra Kenarok dari Satpol PP, Putra Pasopati dari Dinas Pekerjaan Umum, Bambu Nada dari BPBD, Laskar Kencana dari RSUD Ajibarang, Krida Bahana Swara dari Dinas Perhubungan, dan Gunung Barat dari Dinperta KP.
Alunan irama tok tok kenthongan ditambah instrumen alat musik seperti angklung, kendang, triple drum, dan gerakan luwes para penari cantik mampu membius mata penonton.
Adanya festival ini bisa membangkitkan rasa kecintaaan budaya lokal sekaligus melestarikan seni budaya Banyumas.
Tidak hanya masyarakat Banyumas yang datang menyaksikan festival kenthongan ada juga masyarakat luar Banyumas yang datang.
Rini (38) warga Purwokerto mengungkapkan dirinya bersama temannya sengaja datang ke Alun-alun Purwokerto untuk menyaksikan kenthongan sambil menjajakan produk UMKMnya.
“Nonton sambil jualan kripik produk sendiri lumayan ada yang kecantol pada beli, bareng temen disebelah sana,” katanya.
Ia berharap agar kedepannya sering diadakan acara seperti ini karena menurutnya bisa membantu pedagang UMKM mempromosikan dan menjual produk dagangannya.
“Syukur sih sering-sering bikin acara kayak gini karena ya bisa bantu pedagang UMKM karena langsung bertemu pembelinya,” harapnya.
Karso (50) warga Purbalingga mengatakan bersama anak dan istrinya pukul lima sore mereka menonton di Depan Pasar Wage y
“Datang gasik mas takut kena macet tapi ya macet juga namanya acara gedean ya sama keluarga bawa bekal buat malam mingguan nonton kenthongan,” ujarnya.
Festival kenthongan tidak hanya sebagai tontonan semata melainkan untuk melestarikan seni budaya lokal Banyumas sekaligus ajang mempererat silaturahmi antar masyarakat dan sarana untuk meningkatkan ekonomi bagi pedagang UMKM. (Asep)