Beberapa kritikus mempertanyakan apakah penunjukan ini lebih merupakan langkah pencitraan daripada strategi taktis — bahkan dibandingkan dengan periode kontroversial Jurgen Klinsmann sebagai pelatih tim nasional Korea Selatan.
Membangun Budaya Baru – Pergeseran ke Gaya Oranje
Salah satu tujuan utama penunjukan Kluivert adalah mengintegrasikan pemain yang lahir di Belanda tetapi memiliki akar Indonesia — gelombang naturalisasi yang mengubah wajah tim nasional. Nama-nama seperti Mes Hilgers, Jay Idzes, Tom Hey, serta talenta muda Marcelino Ferdinand, kini menjadi figur kunci dalam tim.
Keuntungan dari pendekatan ini mencakup:
- Sinergi budaya. Kluivert dan stafnya seperti Alex Pastoor dan Denny Landzaat dapat berkomunikasi langsung dalam bahasa Belanda dengan kelompok ini, meningkatkan pemahaman taktik—sesuatu yang tidak dimiliki oleh Shin Tae-yong karena kendala bahasa.
- Filosofi sepak bola Belanda. Kluivert menyukai sistem menyerang berbasis penguasaan bola, seperti formasi 4‑3‑3 ala Ajax dan Barcelona.
- Rebranding identitas nasional. Peralihan dari inkonsistensi masa lalu ke identitas baru yang lebih disiplin secara taktis dan berstandar Eropa.
Per Maret 2025, Indonesia juga menunjuk Jordi Cruyff sebagai penasihat teknis, memperkuat pengaruh Belanda dalam sistem. Jordi, mantan direktur olahraga Barcelona dan putra Johan Cruyff, bertugas menyusun metodologi kepelatihan, pengembangan usia muda, dan struktur teknis jangka panjang.
Tak hanya itu, Gerald Vanenburg, mantan pemain Belanda lainnya, juga bergabung sebagai asisten pelatih tim U‑23 dan senior untuk memastikan kesinambungan antar kelompok umur.
Pertandingan Awal: Kualifikasi Piala Dunia di Bawah Pengawasan
Ujian pertama Kluivert datang di babak ketiga kualifikasi Piala Dunia AFC 2026. Indonesia kalah 1‑5 dari Australia di laga tandang pada 20 Maret 2025, namun bangkit dengan kemenangan 1‑0 atas Bahrain lima hari kemudian.
Tampilkan Semua