PAFI Tenggara Kabupaten Batang & PAFI Sidenreng: Garda Depan Lawan Penyalahgunaan Obat di Masyarakat

Persatuan Ahli Farmasi Indonesia
Persatuan Ahli Farmasi Indonesia

Penyalahgunaan obat-obatan di tengah masyarakat masih menjadi isu serius yang mengancam kualitas hidup bangsa. Dalam banyak kasus, rendahnya literasi kesehatan dan minimnya pengawasan farmasi menyebabkan masyarakat mengonsumsi obat secara tidak tepat.

Dalam menghadapi tantangan ini, dua organisasi farmasi lokal tampil sebagai garda terdepan yaitu Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Tenggara (pafitenggara.org) Kabupaten Batang dan PAFI Sidenreng. Keduanya hadir sebagai organisasi profesi sekaligus menjadi agen perubahan yang aktif melindungi masyarakat dari bahaya penyalahgunaan obat.

Membangun Masyarakat Cerdas Obat

PAFI Tenggara dari Kabupaten Batang dan PAFI Sidenreng (pafisidenreng.org) memiliki misi yang sama untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya penggunaan obat yang rasional. Melalui berbagai kegiatan edukasi dan penyuluhan, mereka berupaya menanamkan kesadaran bahwa obat bukanlah komoditas yang bisa digunakan sembarangan.

Banyak masyarakat yang masih percaya mitos-mitos keliru, seperti “semakin banyak minum obat, semakin cepat sembuh”. Selain itu masih ada yang menggunakan antibiotik untuk penyakit yang sebenarnya tidak memerlukan obat tersebut.

PAFI hadir untuk membongkar kekeliruan tersebut dengan memberikan informasi ilmiah yang mudah dipahami oleh masyarakat. Edukasi dilakukan secara langsung melalui kunjungan ke desa-desa, penyuluhan di sekolah, kampanye di media sosial, hingga program radio lokal yang menjangkau wilayah pedesaan.

Strategi Lapangan: Dari Edukasi hingga Tindakan Nyata

PAFI Tenggara Kabupaten Batang aktif menggagas program Gerakan Cerdas Obat. Dalam program ini, para ahli farmasi mengedukasi warga tentang jenis-jenis obat, cara penyimpanan yang benar, dan dampak berbahaya jika dikonsumsi tanpa pengawasan tenaga medis.

Sementara itu, PAFI Sidenreng mengambil pendekatan berbasis komunitas. Mereka membentuk kader farmasi desa yang bertugas menjadi perpanjangan tangan edukasi di masyarakat. Kader-kader ini dilatih secara berkala dan dibekali modul edukatif yang bisa digunakan dalam forum-forum RT, pengajian, posyandu, dan kegiatan PKK. Kehadiran mereka sangat penting, terutama di wilayah-wilayah terpencil yang sulit dijangkau tenaga farmasi profesional.

Selain edukasi, kedua organisasi ini juga bersinergi dengan pemerintah daerah dan dinas kesehatan setempat untuk menindaklanjuti laporan penyalahgunaan obat. Termasuk juga memberantas peredaran obat ilegal atau palsu.

Menghadapi Tantangan: Kurangnya Akses dan Informasi

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh PAFI Tenggara dan Sidenreng adalah kurangnya akses masyarakat terhadap informasi kesehatan yang valid dan mudah dijangkau. Di beberapa desa, sinyal internet yang lemah atau keterbatasan literasi digital membuat kampanye online kurang efektif. Untuk mengatasi hal ini, PAFI menggunakan strategi “jemput bola” dengan metode tatap muka.

Kegiatan seperti Farmasi Masuk Desa, Obat Keliling Edukasi, dan Bincang Sehat Bersama PAFI menjadi alternatif yang terbukti efektif menjangkau masyarakat. Dengan metode ini, para petugas PAFI bisa langsung memberikan penjelasan sekaligus menjawab pertanyaan atau kekhawatiran masyarakat tentang penggunaan obat tertentu.

Kedua organisasi ini juga mengupayakan pelatihan berkelanjutan bagi anggotanya agar tetap up-to-date dengan informasi terbaru seputar farmakologi, regulasi obat, dan teknik komunikasi kesehatan yang efektif. Hal ini penting agar pesan yang disampaikan ke masyarakat bisa tetap relevan dan akurat.

Kolaborasi Multisektor: Kunci Efektivitas Program

Keberhasilan PAFI Tenggara dan PAFI Sidenreng tak lepas dari kolaborasi yang mereka bangun dengan berbagai pihak. Mulai dari lembaga pendidikan, puskesmas, organisasi masyarakat, hingga tokoh agama dan adat. Pendekatan kolaboratif ini membuat pesan-pesan yang disampaikan menjadi lebih kuat dan memiliki legitimasi sosial.

Misalnya, di Sidenreng, PAFI menjalin kerja sama dengan madrasah dan pondok pesantren untuk menyampaikan edukasi tentang bahaya penyalahgunaan obat kepada para santri. Di Kabupaten Batang, mereka menggandeng tokoh adat dan pemuda karang taruna untuk menyisipkan pesan-pesan kesehatan dalam kegiatan budaya dan kesenian lokal.

Melalui pendekatan ini, penyuluhan obat bukan lagi sekadar kegiatan formal yang kaku, tapi menjadi bagian dari kehidupan masyarakat yang lebih inklusif dan komunikatif.

Menuju Masyarakat Sehat Tanpa Penyalahgunaan Obat

PAFI Tenggara Kabupaten Batang dan PAFI Sidenreng menunjukkan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah-langkah kecil, konsisten, dan menyentuh langsung akar permasalahan. Dengan semangat kebersamaan, profesionalisme, dan dedikasi yang tinggi, mereka berhasil menjadi garda depan dalam memerangi penyalahgunaan obat di masyarakat.

Tantangan tentu masih banyak, namun dengan kolaborasi dan pendekatan berbasis komunitas, serta edukasi yang berkesinambungan, PAFI membuktikan bahwa peran farmasis jauh melampaui ruang apotek. Mereka adalah ujung tombak dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat.

Di tangan para farmasis yang berkomitmen dan berani bergerak seperti yang dilakukan di Kabupaten Batang dan Sidenreng, Indonesia bisa lebih optimis mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas, dan bebas dari penyalahgunaan obat.

Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait