Janin Tanpa Otak, Ibu Tanpa Pilihan: di Mana Letak Keadilan?

Ilustrasi ibu hamil.(valeria_aksakova/ Freepik)
Ilustrasi ibu hamil.(valeria_aksakova/ Freepik)

Tanpa lex specialist (aturan hukum khusus) yang mengatur kasus-kasus seperti ini secara lebih rinci, kita menyerahkan nasib perempuan pada interpretasi sempit yang bisa berbeda di setiap ruang sidang.

Hukum Harus Bergerak Bersama Kemanusiaan

Sudah saatnya kita duduk dan merenung, apakah hukum kita hari ini masih relevan dengan realitas dan kemanusiaan? Apakah semua pasal yang ditulis benar-benar mendengar jerit batin perempuan yang jadi korban sistem?

Keadilan tidak boleh cuma hidup di ruang rapat atau naskah undang-undang. Ia harus hidup di perut perempuan yang sedang mengandung. Ia harus hadir di hati dokter yang tahu apa yang terbaik, dan di ruang persalinan tempat keputusan sulit sering kali harus diambil.

Memaksa perempuan melahirkan janin yang tidak akan bertahan hidup bukanlah bentuk kasih sayang terhadap kehidupan. Itu adalah pengabaian terhadap penderitaan. Jika hukum tidak bisa memberi pilihan, maka hukum itu hanya jadi alat kekuasaan—bukan penjaga keadilan.

*) Artikel ini adalah kiriman dari Sukma Ayuning Putri Baskoro, Mahasiswa Prodi Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Tidar.

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait