“Fase B untuk kelas 3 kebetulan belum kurikulum merdeka tapi ikut memeriahkan. Kelas 4 untuk semester ini temanya gaya hidup berkelanjutan, mereka merubah sampah-sampah seperti plastik kresek untuk membuat layangan dan dibuat beberapa benda-benda bahkan ada yang dipakai untuk fashion show dari barang bekas plastik kresek,” lanjut Arsiyah.
Ia menjelaskan pada fase C kelas 5 dan 6. Pada kelas 6 belum mengikuti kurikulum merdeka tetapi kelas 5 sudah masuk.
“Kelas 5 sudah masuk dan itu temanya kearifan lokal jadi mereka membuat batik sendiri kemudian tadi dipakai untuk fashion show,” katanya.
Lebih lanjut, wali kelas 4 B tersebut mengatakan suksesnya kegiatan gelar karya tersebut merupakan buah dukungan kerjasama dari siswa, guru, dan wali murid.
Ia berharap dengan kegiatan gelar karya tersebut misi dari P5 masuk ke jiwa siswa-siswi seperti dinamis, kreatif, dan kemandirian sehingga menyatu ke jiwa anak dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Purwa Kurnianingsih selaku paguyuban wali murid mengapresiasi dan mendukung gelar karya yang diselenggarakan di MI Ma’arif NU 1 Teluk karena melibatkan seluruh siswa dengan menampilkan kreatifitas dan karyanya.
“Kami mendukung gelar karya pada pagi hari ini karena melibatkan seluruh siswa, menampilkan karya P5-nya, jadi anak-anak khususnya anak kami yang kelas 3 sudah berani tampil seperti asmaul husna dari segi dimensi keimanannya kemudian penampilan tari gembira arau tradisional jadi anak-anak sudah bisa mandiri dan kreatif,” katanya.
Kurnianingsih berharap anak-anak menjadi sholeh dan sholehah, berguna bagi diri sendiri, keluarga, bangsa, dan agama. (Asep)
Tampilkan Semua
Komentar