Semarang — Ada yang beda di TPQ NU 40 Al Futuhiyyah, Dusun Kalipuru, Desa Kalirejo, Boja, Kabupaten Semarang pada Senin (2/6/2025) lalu. Tempat mengaji ini mendadak ramai tawa, tepuk tangan, dan suara bocah-bocah kecil yang berani bicara lantang di depan teman-temannya.
Bukan tanpa alasan. Hari itu, sekelompok mahasiswa dari Program Studi Informasi dan Humas Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro datang membawa misi.
Lewat mata kuliah Relasi Komunitas, mereka menggelar program bertajuk “Pengembangan Keterampilan Komunikasi dan Kepercayaan Diri bagi Anak-anak.”
Targetnya jelas. Anak-anak usia 4 sampai 13 tahun di TPQ diajak mengenal dunia public speaking dengan cara yang seru, santai, dan ramah anak. Mulai dari ice breaking, cerita inspiratif, sampai simulasi tampil di depan umum — semua dikemas penuh interaksi.
“Anak-anak ini sebenarnya punya semangat luar biasa. Mereka hanya butuh kesempatan dan lingkungan yang mendukung untuk melatih keberanian tampil di depan umum,” ujar Ahmad Gandy, salah satu mahasiswa pelaksana program, Minggu (15/6).
Mengusung slogan “Berani Bicara, Tumbuh Percaya”, kegiatan ini bukan sekadar main-main. Anak-anak dilatih memperkenalkan diri, bercerita, bahkan berpidato kecil di depan teman-teman mereka. Responnya? Antusias banget.
“Kami merasa senang karena ada kegiatan positif yang tidak hanya menanamkan nilai-nilai agama, tetapi juga keberanian dan kemampuan sosial anak-anak kami,” tutur ustadzah di TPQ Al Futuhiyyah.
Dengan pelatihan yang menyenangkan dan pendampingan yang hangat, mahasiswa Undip berhasil menjadikan satu hari di TPQ ini sebagai titik awal tumbuhnya keberanian baru di kalangan santri kecil.