Perjalanan 25 Tahun Bekam BRC Menjaga Kepercayaan Masyarakat

IMG 20251022 WA0004
Foto: Bekam Ruqyah Center (BRC)

JAKARTA — Di tengah tren gaya hidup sehat yang serba modern, nama Bekam Ruqyah Center (BRC) masih bertahan dengan caranya sendiri: sederhana, ilmiah, dan berakar pada tradisi. Tahun 2025 ini menandai usia ke-25 perjalanan mereka dalam dunia terapi bekam di Indonesia.

Sejak awal berdiri, BRC berupaya mengubah pandangan masyarakat terhadap bekam yang dulu sering dianggap “pengobatan kampung.” Lewat pendekatan sistematis dan pelatihan bagi para terapis, mereka perlahan memperkenalkan bekam sebagai praktik yang aman dan punya dasar ilmiah.

“Yang kami lakukan sederhana — menata ulang sistemnya. Bekam bisa modern tanpa kehilangan nilai spiritual dan sosialnya,” ujar Kang Azri, Direktur Utama sekaligus generasi kedua penerus BRC.

Kini BRC memiliki 45 cabang resmi yang tersebar di berbagai provinsi, tapi Azri tak mau menyebutnya sekadar bisnis. Bagi dia, jaringan luas itu adalah cara menyebarkan standar bekam yang benar dan etis.

“Cabang itu bukan sekadar tempat terapi, tapi ruang belajar. Di sana, para terapis muda kami latih supaya bekam bisa terus bertahan dengan mutu yang sama,” katanya.

Dalam sejarahnya, BRC pernah mencatat dua Rekor MURI lewat kegiatan bekam kepala massal dan terapi lintah. Namun penghargaan itu bukan hal yang mereka gembar-gemborkan.

“Rekor itu penting, tapi yang lebih penting adalah menjaga kepercayaan masyarakat,” tutur Azri singkat.

Fokus mereka kini beralih pada regenerasi. Banyak terapis muda yang tumbuh dari pelatihan internal BRC. Mereka membawa bekam ke komunitas, pesantren, hingga daerah terpencil — menjadikannya bagian dari gerakan kesehatan berbasis tradisi.

“Kami ingin bekam tetap hidup di tengah modernitas. Karena bagi banyak orang, bekam bukan hanya soal tubuh yang sembuh, tapi juga rasa tenang setelahnya,” pungkasnya.

Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait