Banyumas, CILACAP.INFO – Seiring kecanggihan teknologi dan kemudahan akses informasi menyebabkan perubahan pola perilaku dan kebutuhan masyarakat. Akses informasi bisa didapatkan melalui satu sentuhan.
Berbeda dengan era dahulu, masyarakat harus putar knop yang ada di radio dan televisi. Jika ingin mengetahui informasi terbaru masyarakat rela menunggu jadwal siaran berita di waktu tertentu.
Adanya internet menjadi kemudahan bagi pengguna dalam mengakses berita dan informasi yang bisa dibaca dan didengar dimana saja tanpa kenal waktu.
Pada April 2025, berdasarkan data dari datareportal.com menunjukkan tren bahwa alasan utama menggunakan internet adalah untuk mencari informasi yang menempati peringkat pertama yakni 60,9 %. Berada di urutan ketiga untuk melihat video dan televisi yakni 54,0% dan berada di urutan ke enam untuk mendengarkan musik yakni 46,3%.
Di urutan kedua untuk tetap terhubung dengan keluarga atau teman yakni 58,6%. Berada di urutan keempat untuk tetap mengikuti perkembangan berita yakni 53,2% dan di urutan kelima yakni untuk mencari cara melakukan sesuatu yakni 49,5%.
Berdasarkan data Diskominfo dalam hasil studi perilaku masyarakat terhadap jasa penyiaran radio dan televisi dan ekspektasi terhadap kelanjutan digitalisasi penyiaran bulan November 2024 menunjukkan kebiasaan mendengarkan radio dalam setahun terakhir, generasi X (lahir tahun 1965-1979) berada di urutan pertama yakni 24,1%, generasi milenial (lahir tahun 1980-1994) berada di urutan kedua yakni 22,5%, dan generasi Z (lahir tahun 1995-2009) di urutan ketiga yakni 16,1%.
Generasi X berada di urutan pertama karena memang dalam rentang tahun tersebut sedang boomingnya penyiaran radio dan televisi. Generasi milenial pada saat itu mengalami transisi teknologi, sehingga saat ini masih ada gen milenial yang selalu mendengarkan radio dan menonton televisi meskipun hanya sebatas hiburan di waktu senggang maupun kerja.
Konvergensi media adalah penggabungan atau integrasi antara media tradisional seperti radio dan televisi dengan media digital seperti internet, media sosial, dan platfrom online lainnya.
Konvergensi media penting dilakukan dengan tujuan untuk mempertahankan eksistensinya di masyarakat di tengah maraknya media baru yang bermunculan.
Kehadiran internet bagi radio dan televisi akan menjadi lawan jika media penyiaran tidak bisa menyesuaikan dan mengikuti perkembangannya. Internet akan menjadi kawan jika media penyiaran menggabungkan kelebihan radio dan televisi ke dalam platform yang terhubung ke internet.
Hal itu dijelaskan Budhi Widi Astuti, S.I. Kom., M.A., CPS, CDS selaku akademisi ilmu komunikasi UKSW Salatiga saat memberikan pemaparan materi ekspansi digital strategi menjangkau pasar yang lebih luas dalam kegiatan bertajuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia penyiaran yang diselenggarakan KPID Jawa Tengah pada Selasa, 29/04/2025 di Hotel Aston Purwokerto.
Acara tersebut dihadiri insan media penyiaran radio dan televisi yang ada di Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, dan Brebes.
Budhi Widi Astuti yang akrab disapa Wilsa mengatakan dengan konvergensi media akan memberikan dampak bagi media penyiaran radio dan televisi karena akan memperluas jangkauan audiens, meningkatkan interaksi dan keterlibatan audiens, dan mempertahankan eksistensinya.
Wilsa menjelaskan bahwa langkah untuk mengintegrasikan media adalah dengan penerapan multichannel, multimedia, dan multiplatform. Dengan ketiga langkah tersebut konvergensi media penyiaran akan maksimal.
Ia juga menyampaikan meskipun konvergensi media mempunyai kelebihan, banyak tantangan yang harus dihadapi oleh pemilik jasa penyiaran. Ia menyebut diperlukan sumber daya manusia yang harus siap berubah, beradaptasi, dan memanfaatkan platform dalam integrasi media.
Tidak hanya itu sumber dana dibutuhkan maksimal guna kkeberhasilan mengintegrasikan media penyiaran. Disisi lain kata dia, perlunya meyakinkan calon pengiklan atau klien bahwa pasang iklan di radio maupun televisi masih berdampak positif.
Diakhir, manajer stasiun Radio Elisa FM Salatiga tersebut berpesan kepada insan media penyiaran radio dan televisi bahwa manajemen jasa media penyiaran harus beradaptasi, harus berani bersaing untuk meraih pasar audiens yang lebih luas.
Ia juga menambahkan jasa penyiaran juga harus berani investasi untuk mendukung konvergensi media serta mengutamakan konten yang sehat dan berkualitas. (Asep)