Edukasi Kesehatan Dan Penggunaan Obat Aman Bersama PAFI Kepulauan Tambelan

ilustrasi diskusi kefarmasian by pixabay
ilustrasi diskusi kefarmasian by pixabay

CILACAP.INFO – Kepulauan Tambelan, sebuah gugusan pulau nan memesona di Laut Natuna Selatan, merupakan bagian dari Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Keindahan pulau-pulaunya yang tersebar, dengan potensi pantai berpasir putih, laut biru jernih, dan kekayaan biota laut, menjadi ciri khas wilayah terdepan Indonesia ini.

Namun, di balik keindahannya, lokasi yang terpencil menghadirkan tantangan tersendiri, di mana kesehatan masyarakat menjadi aset paling berharga untuk menjaga kualitas hidup dan ketahanan komunitas.

Melansir pafikeptambelan.org, ecara umum, tantangan kesehatan di Indonesia bervariasi, namun menjadi lebih kompleks di wilayah kepulauan terpencil seperti Tambelan. Kesulitan akses akibat faktor geografis, transportasi yang bergantung pada cuaca, serta jarak yang jauh ke fasilitas rujukan menjadi isu utama.

Ketersediaan tenaga kesehatan yang mungkin terbatas, logistik obat dan alat kesehatan yang tidak selalu lancar, serta potensi masalah gizi dan penyakit menular tertentu seringkali lebih terasa dampaknya di daerah seperti ini, berdampingan dengan mulai munculnya penyakit tidak menular.

Dalam konteks spesifik Kepulauan Tambelan, tantangan ini sangat nyata dan mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat. Ketergantungan pada fasilitas kesehatan primer seperti Puskesmas menjadi sangat tinggi untuk penanganan masalah kesehatan. Oleh karena itu, penguatan upaya promotif dan preventif, khususnya peningkatan pemahaman dan kemandirian masyarakat dalam menjaga kesehatan serta menggunakan obat secara benar dan aman, menjadi sangat vital untuk mengatasi keterbatasan akses fisik ke pelayanan yang lebih lengkap.

Di sinilah peran tenaga kesehatan, termasuk Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) yang terhimpun dalam Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI), menjadi signifikan. Secara umum, PAFI adalah organisasi profesi tingkat nasional yang menjadi wadah bagi para TTK di seluruh Indonesia. Anggota PAFI adalah tenaga kesehatan profesional yang memiliki kompetensi legal untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan kefarmasian, seperti menyiapkan dan menyerahkan obat, mengelola sediaan farmasi, serta memberikan informasi dasar tentang obat kepada masyarakat, sesuai standar profesi dan kewenangannya.

Sebagai Edukator Kesehatan Lini Depan: PAFI Kepulauan Tambelan engingat kondisi geografis, TTK di Tambelan berperan aktif memberikan penyuluhan langsung kepada masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat, pentingnya gizi seimbang, cara mengenali gejala penyakit umum, serta kapan harus mencari pertolongan medis.

Meningkatkan Kepatuhan Pengobatan: PAFI Kepulauan Tambelan memberikan konseling dan motivasi kepada pasien untuk patuh minum obat sesuai jadwal, terutama untuk penyakit kronis atau infeksi, sangat penting karena akses untuk kontrol atau mendapatkan obat kembali mungkin terbatas.

Menjamin Kualitas dan Ketersediaan Obat: Meskipun fokus pada edukasi, peran dasar PAFI Kepulauan Tambelan dalam membantu mengelola logistik obat di Puskesmas tetap krusial mengingat tantangan pengiriman ke Tambelan.

Menjadi Sumber Informasi Obat Terpercaya: PAFI Kepulauan Tambelan berfungsi sebagai tempat bertanya bagi masyarakat Tambelan mengenai obat-obatan, dosis, efek samping, dan hal lain terkait farmasi, sehingga mengurangi risiko penggunaan obat yang salah berdasarkan informasi tidak benar.

Kerja sama yang erat antara anggota PAFI yang mengabdi di Kepulauan Tambelan dengan dokter, perawat, bidan, aparat desa/kecamatan, serta tokoh masyarakat adalah kunci keberhasilan. Melalui penguatan edukasi kesehatan dan praktik penggunaan obat yang aman, PAFI Kepulauan Tambelan berkontribusi nyata dalam membangun masyarakat Kepulauan Tambelan yang lebih sehat, berdaya, dan tangguh.

Sejarah PAFI

Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) berdiri pada tanggal 13 Februari 1946 di Yogyakarta. PAFI berdiri tepat enam bulan setelan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Dipelopori oleh Zainal Abidin yang menjadi Ketua PAFI pertama, PAFI bertujuan untuk menghimpun seluruh tenaga ahli farmasi dalam upaya untuk meningkatkan kualitas layanan farmasi di Indonesia. Profesi ahli farmasi telah diatur oleh undang-undang dan memiliki peran yang jelas dalam rantai pelayanan kesehatan. Mereka terlibat dalam proses pengelolaan obat mulai dari penyimpanan, penyediaan, hingga pendistribusian. Dengan peran ini, PAFI menjadi salah satu tulang punggung dalam sistem kesehatan nasional.

Struktur Organisasi PAFI

Struktur organisasi PAFI terdiri dari beberapa tingkatan yang mendukung pada efektivitas dan koordinasi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab.

  • Tingkat Pusat: terdapat pengurus pusat yang dipimpin oleh Ketua Umum, didampingi Wakil Ketua Umum, Sekretaris, dan Bendahara. Pengurus di tingkat Pusat ini mencakup berbagai bidang, seperti pendidikan, advokasi, dan pelayanan masyarakat yang bertanggung jawab dalam merumuskan kebijakan dan program-program strategis.
  • Tingkat Regional: terdapat Pengurus Wilayah mewakili setiap provinsi di Indonesia. Terdiri dari Ketua Wilayah, Wakil Ketua, Sekretaris, dan Bendahara, serta anggota. Pengurus Wilayah memiliki tugas untuk mengimplementasikan kebijakan dari Pengurus Pusat, serta mengkoordinasikan program dan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan dan tantangan di daerah masing-masing.
  • Tingkat Lokal: Pengurus Cabang memiliki fungsi untuk menjangkau anggota di tingkat komunitas, yang dipimpin oleh Ketua Cabang, Sekretaris, dan Bendahara. Pengurus tingkat lokal memastikan bahwa semua anggota memiliki suara dan peran aktif dalam organisasi, serta memfasilitasi kolaborasi antar apoteker dan pemangku kepentingan lainya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.

Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait