Kisah dan Biografi Ulama KH Abdul Hadi Zahid

Makam KH Abdul Hadi Zahid
Makam KH Abdul Hadi Zahid

Ponpes Langitan berpegang teguh pada kaidah “Al-Muhafadhotu Alal Qodimis Sholih Wal Akhdu Bil Jadidil Ashlah”. Yakni memelihara budaya-budaya klasik yang baik dan mengambil budaya-budaya yang baru yang konstruktif.

Itu membuat ponpes itu tidak sampai terombang-ambing oleh derasnya arus globalisasi.

Namun justru sebaliknya dapat menempatkan diri dalam posisi yang strategis, dan bahkan kadang-kadang dianggap sebagai alternatif.

Meski berawal dari surau kecil, dalam rentang satu abad Ponpes Langitan menjadi saksi sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.

Pondok ini ternyata pernah menjadi tempat belajar pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari.

KH Hasyim Asy’ari, menghabiskan 3 tahun di pondok tersebut pada akhir tahun 1900-an.

Ada pula tokoh-tokoh NU yang pernah belajar di pesantren tersebut. Seperti KH Syamsul Arifin (ayah KH As’ad Syamsul Arifin), KH Shiddiq (ayah KH Ahmad Shiddiq), KH Wahab Hasbullah.

Selepas diasuh KH M Nur Estafeta berlanjut ke KH Abdul Hadi yang lahir di Desa Kauman Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan pada tanggal 17 Rabi’ul Awwal 1309 H.

Sejak berusia sebelas tahun beliau sudah mulai belajar di Pondok Pesantren Langitan hingga usia sembilan belas tahun.

Dan atas saran KH. Muhammad Khozin beliau melanjutkan studi di Pesantren Kademangan Bangkalan Madura di bawah asuhan KH. Kholil selama tiga tahun.

Pada usia 13 tahun, beliau belajar di Pesantren Jamsaren Solo asuhan KH. Idris. Setelah itu kembali lagi nyatri di Pondok Pesantren Langitan hingga pada usia 25 tahun, dan diambil menantu oleh KH. Muhammad Khozin, dijodohkan dengan Ning Juwairiyah.

Pada usia yang relatif muda, 30 tahun beliau sudah menerima tugas berat sebagai pengasuh Pondok Pesantren Langitan.

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait