PURBALINGGA, CILACAP.INFO – – wisata halal hanya identik dengan destinasi wisata Timur Tengah. Namun saat ini halal tourism (wisata halal) seperti menu wajib yang patut disajikan di berbagai negara tujuan wisata seperti Asia, Eropa, dan juga wisata domestik.
Hal ini dikarenakan meningkatnya wisatawan muslim dan berdampak pada butuhnya tenaga pemimpin tur muslim yang berkompeten serta profesional yang memiliki lisensi atau sertifikat. Kedua hal tersebut adalah standar utama dalam menjadi pemimpin tur muslim.
Sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar di dunia, 91,2 persen penduduk Indonesia memiliki potensi menjadi penikmat wisata halal.
Sebuah bonus demografi yang sangat besar untuk mengembangkan ekonomi syariah sebagai arus perekonomian baru yang berpotensi mampu mendorong pertumbuhan ekonomi global. Potensi ekonomi syariah, atau sering pula disebut ekonomi halal, dapat dilihat dari semakin meningkatnya pertumbuhan populasi muslim dunia yang diperkirakan akan mencapai 27,5% dari total populasi dunia pada 2030 dan meningkatnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara muslim, serta munculnya pasar halal potensial seperti China dan India.
Ekonomi syariah juga sangat berpotensi untuk berkontribusi menekan defisit transaksi berjalan. Pemerintah perlu terus berupaya mendorong perbaikan defisit neraca transaksi berjalan, antara lain melalui peningkatan ekspor barang dan jasa.
Di antara komoditas yang permintaannya tinggi, salah satunya adalah produk dan jasa halal yang menurut data Halal Industry Development Corporation tahun 2016, dikabarkan mencapai USD 2,3 triliun. Produk dan jasa halal ini mencakup beberapa sektor, di antaranya makanan, bahan dan zat adiktif, kosmetik, makanan hewan, obat-obatan dan vaksin, keuangan syariah, farmasi, dan logistik.
Peran ekspor produk halal Indonesia mencapai 21% dari total ekspor secara keseluruhan. Meski angka tersebut belum maksimal, namun perkembangan ekspor produk halal Indonesia mengalami peningkatan sebesar 19% sejak 2016.
Tampilkan Semua