Mengapa Arab Saudi Lebih Memilih Malaysia Timbang Indonesia jadi Teringat Opini

cilacap info featured
cilacap info featured

Dengan GDP terbesar *kedua di dunia*, dan Cadangan Devisa terbesar *nomor satu di dunia*, apalagi dengan tekanan jumlah penduduk yang terus mendesak menjadi 1,5 milyar orang, kemana Kapitalis RRT akan mengarahkan investasi luar negerinya?

India… paling banyak punya ahli IT dan Manajer.
Vietnam… paling kuat jaringan internetnya.
Malaysia… kuat entrepreneur-nya.
*Indonesia*… letak geopolitisnya strategis, penduduknya banyak (sbg konsumer/market yang kuat), sumber daya alamnya luas dan bervariasi, para pemimpinnya *mudah dibeli*, mental kuli dan jongos rakyatnya cocok untuk jadi bahan *tenaga kerja berbiaya murah*.
Ke Indonesia-lah, para Kapitalis Saudi dan Kapitalis RRT datang…

Memangnya Raja Salman datang ke Indonesia mau menyelesaikan *urusan Islam* dan *umat Islam* di Indonesia?
No… ini urusan investasi keluarga Saud, ya akhii…

Bagaimana Raja Salman mau mengurus Islam di Indonesia, kalau:
1. Raja Salman tak punya pengalaman mengurus umat sebanyak ini. di Saudi cuma ada sekitar 22 juta muslim, di Indonesia 220 juta muslim.
2. di Indonesia ada lebih banyak Perguruan Tinggi Agama Islam yang menghasilkan *Sarjana-sarjana ahli Ilmu Agama Islam* daripada di Saudi.

Coba hitung, betapa banyak Indonesia punya pesantren, madrasah diniyah, ibtidaiyah hingga aliyah, UIN, IAIN, STAIN, STAI Swasta, Universitas Islam, kursus-kursus muballigh.

Saya tdk tahu, para sarjana S1 hingga S3 Ilmu Agama Islam yang dihasilkannya, malah membawa kemajuan bagi umat atau malah menjadi beban… karena kalau sudah sarjana, lalu jadi pegawai atau pengajar, gaji dan fasilitas yang dituntunya pun semakin mahal… jadi muballigh pun tarifnya semakin tinggi… tapi *apa dampaknya bagi perkembangan dakwah*?
Entahlah…

Yang jelas, kerja “semut-semut pekerja dakwah” dari *Jamaah Tabligh*, yang door to door menjemput orang ke jalan iman, lebih banyak “mengIslamkan” orang daripada apa yang dilakukan oleh para sajana Perguruan Tinggi Agama Islam, karena mereka lebih sibuk antri jadi PNS (sekarang ASN) di Kemenag dengan menenteng ijasah-ijasah mereka.

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait