Maraknya Politik Transaksional di Indonesia

politik transaksional ilustrasi
politik transaksional ilustrasi

Mereka adalah tokoh sekaligus juga kader organisasi dengan ketokohannya masing-masing. Dalam situasi politik saat itu, basis nasionalisme menjadi poin penting dalam berpolitik.

Belajar dari Dua Pemilu

Situasi genting pasca-kemerdekaan terus berlangsung hingga tragedi tahun 1965 dan tahun 1966 serta gerakan konfrontasi ganyang Malaysia. Kuatnya basis nasionalisme bangsa Indonesia mampu melewati segala tantangan yang ada.

Indonesia mulai memperlihatkan dirinya sebagai negara demokrasi kepada dunia dengan peran dan kiprahnya menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika pertama pada tahun 1955 dan sepak terjangnya di Asia Tenggara melalui pembentukan organisasi ASEAN pada tahun 1967.

Berlanjut ke dalam negeri, Indonesia menyelenggarakan Pemilu pertama pada tahun 1955. Saat itu dinilai sebagai pemilu paling demokratis sepanjang sejarah politik Indonesia. Pemilu yang memperebutkan 260 kursi DPR dan 520 kursi Konstituante ditambah 14 kursi khusus untuk wakil golongan minoritas itu berjalan dengan baik. Total pemilih saat itu berjumlah 37.785.299 orang.

Dari hasil pemilihan, Partai Nasional Indonesia (PNI) mampu meraih 8.434.653 suara (22,3%) dengan jumlah 57 kursi, Partai Masyumi dengan 7,903,886 suara (20,9%) dan 57 kursi, Nahdlatul Ulama dengan 6,955,141 suara (18,4%) dan 45 kursi, serta Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan 6,176,914 suara (16,4%) dan 39 kursi.

Penilaian sebagai pemilu paling demokratis bukan tanpa alasan. Saat itu, pemilu berlangsung aman di saat kondisi keamanan negara sedang tidak kondusif.

Bila membuka kembali sejarah kala itu, Indonesia sedang mengalami kekacauan, di Madiun misalnya, sedang terjadi pemberontakan yang dilakukan kelompok DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) yang dipimpin oleh Kartosuwiryo.

Pindah ke Pemilu 1955, pesta demokrasi saat ini juga dinilai baik. Pemilu demokratis pertama sejak era Reformasi 1998 itu merupakan lembaran baru politik Indonesia pasca-Orde Baru yang diikuti berbagai kekuatan politik. Banyak partai baru bermunculan dan secara keseluruhan jumlah keikutsertaan mencapai 48 partai politik.Usai perhitungan, pemilu 1999 dimenang partai politik baru, di antaranya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan perolehan suara di 11 provinsi dan 33,7 persen suara secara nasional.

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait