Kesehatan masyarakat merupakan salah satu fondasi penting dalam pembangunan daerah. Dalam upaya peningkatan mutu layanan kesehatan, keberadaan tenaga teknis kesehatan profesional menjadi faktor strategis yang tidak dapat diabaikan.
Tenaga Tenik Kefarmasian (TTK), menjadi bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang memainkan peran penting dalam memastikan keamanan dan efektivitas penggunaan obat oleh masyarakat. Untuk mendukung peran itu, PAFI hadir sebagai wadah pengembangan dan penguatan kompetensi TTK. Artikel ini akan menyoroti peran PAFI Kabupaten Langkat (https://pafikablangkat.org) sebagai jembatan antara masyarakat pada layanan kesehatan yang lebih baik.
Kabupaten Langkat, Sumatera Utara merupakan salah satu wilayah strategis yang berbatasan dengan Selat Malaka, Kota Binjai, dan Kabupaten Deli Serdang. Memiliki beragam topograsi yang mencakup daerah dataran rendah subur, pesisir, dan kawasan pegunangan. Dengan populasi 1,2 juta jiwa, Kabupaten Langkat ini dihuni oleh masyarakat multietnis seperti Batak, Melayu, dan Jawa. Dalam sektor ekonomi, Kabupaten Langkat mengandalkan sektor seperti perkebunan sawit, karet, perikanan, dan pariwisata. Namun demikian, tingkat pendidikan dan literasi kesehatan masih menjadi tantangan tersendiri terutaman di daerah-daerah terpencil.
Pada bidang kesehatan, Kabupaten langkat masih menghadapi persoalan yang kompleks. Akses fasilitas kesehatan yang belum merata, khususnya daerah yang jauh dari pusat kota atau yang memiliki geografis sulit dijangkau. Beberapa penyakit endemik yang masih menjadi ancaman bagi masyarakat. Kesenjangan layanan dan kurangnya edukasi mengenai penggunaan obat secara aman turut memperparah kondisi kesehatan di tingkat akar rumput. Persoalan ini menuntut keterlibatan aktif dari berbagai elemen kesehatan, termasuk tenaga teknis kefarmasian dalam menciptakan solusi yang inklusif dan berkelanjutan.
Peran Vital Tenaga Teknis Kefarmasian
Tenaga Teknis Kefarmasian merupakan tenaga kesehatan yang memiliki peran penting dalam sistem pelayanan kefarmasian. Mereka bertugas membantu tenaga kesehatan dalam penyediaan, pengelolaan, dan distribusi obat-obatan. Di apotek, klinik, puskesmas, dan rumah sakit, TTK menjadi garda terdepan dalam memastikan bahwa masyarakat mendapatkan obat yang tepat, dosis yang benar, dan pemahan yang baik.
Dalam praktinya, TTK turut melakukan penyuluhan penggunaan obat, hingga pelaporan farmakovigilans (efek samping obat). Oleh karena itu, kualitas dan kompetensi TTK perlu terus ditingkatkan agar mereka mampu menjalankan peran secara profesionalisme terhadap dinamika kebutuhan kesehatan masyarakat.
Peran PAFI Langkat dalam membangun Jembatan Kesehatan
Memperluas Aksesibilitas Obat dan Pelayanan Kefarmasian
PAFI Kabupaten Langkat memiliki peran aktif dalam memperuluas akses masyarakat terhadap obat dan pelayanan kefarmasian yang berkualitas. Melalui pendampingan dan dukunga TTK, PAFI Langkat memastikan distribusi obat dilakukan secara merata di berbagai fasilitas kesehatan. Tenaga teknis kefarmasan menjadi garda terdepan dalam memberikan layanan farmasi yang tidak hanya terjangkau, tetapi juga sesuai standar keamanan dan mutu. Selain itu, PAFI Kabupaten Langkat turut menggagas berbagai inisiatif untuk menjangkau masyarakat di wilayah yang sulit diakses.
Meningkatkan Literasi dan Kesadaran Kesehatan Masyarakat
Melalui program edukasi dan penyuluhan yang dilaksanakan secara berkala, PAFI mendorong peran TTK sebagai narasumber terpercaya di komunitas. Edukasi tersebut tidak hanya menyasar pasien di fasilitas kesehatan, tetapi juga menjangkau masyarakat umum di desa, sekolah, dan tempat ibadah. Dalam pelaksanaannya, PAFI kerap menggandeng tokoh masyarakat serta organisasi lokal agar pesan-pesan kesehatan dapat diterima dengan lebih mudah dan efektif oleh berbagai lapisan masyarakat.
Memperkuat Kolaborasi dengan Pemangku Kepentingan Kesehatan
Kolaborasi ini terwujud dalam sinergi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat, rumah sakit daerah, dan puskesmas dalam mendukung program-program pemerintah, seperti imunisasi, pengendalian penyakit menular, serta kampanye penggunaan obat rasional. Sinergi ini menjadi fondasi dalam menciptakan sistem kesehatan yang inklusif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Menjamin Mutu dan Keamanan Obat serta Pelayanan Kefarmasian
Melalui pelatihan, workshop, serta bimbingan teknis, PAFI mendorong standarisasi praktik pelayanan kefarmasian di seluruh wilayah kabupaten. Setiap anggota TTK dibekali dengan pengetahuan terkini serta penguatan etika profesi, guna memastikan bahwa pelayanan yang diberikan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Analogi “jembatan” yang disematkan pada PAFI Langkat tidak hanya menggambarkan peran sebagai penghubung, tetapi juga sebagai penopang yang kokoh dan konsisten dalam memajukan kesehatan komunitas. Melalui program edukasi, penyuluhan, dan kolaborasi dengan berbagai pihak seperti dinas kesehatan, sekolah, dan komunitas lokal, PAFI Kabupaten Langkat membuktikan bahwa profesi kefarmasian memiliki kontribusi konkret dan langsung dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Sejarah PAFI
PAFI didirikan pada tahun 1946 di Yogyakarta, tepat setelah Indonesia merdeka. Organisasi ini bertujuan untuk memperkuat posisi dan peran apoteker dalam sistem kesehatan nasional. PAFI dibentuk melalui musyawarah yang melibatkan sejumlah ahli farmasi dan apoteker dari berbagai daerah. Seiring berjalannya waktu, PAFI telah berkontribusi dalam berbagai kebijakan kesehatan, termasuk pengembangan obat, dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Tujuan PAFI
Tujuan utama PAFI adalah untuk meningkatkan pelayanan farmasi di Indonesia melalui pengembangan profesionalisme anggota serta penyebaran informasi terkait praktik dan kebijakan farmasi. Selain itu, PAFI juga memiliki tujuan untuk memperjuangkan kepentingan apoteker dalam peningkatan akses masyarakat pada obat yang aman, efektif, dan berkualitas. Dengan tujuan tersebut, PAFI berupaya menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan IPTEK dalam bidang farmasi.