Puncak Haul ke 47 Habib Sholeh Tanggul Jember

haul habib soleh tanggul jember
haul habib soleh tanggul jember

JEMBER, CILACAP.INFO – Edisi Minggu, 07 Mei 2023, Haul berasal dari bahasa Arab “hawl” yang artinya “tahun”. Sedangkan yang dimaksud dengan perayaan haul sebagaimana yang sering dilaksanakan oleh umat Islam Indonesia ialah acara peringatan hari ulang tahun kematian.

Acara ini biasanya diselenggarakan di halaman atau di sekitar makam ulama yang akan di peringati haul nya. Sebagian besar haul diperingati untuk orang yang memiliki peran penting atau tokoh yang berpengaruh untuk wilayah setempat.

Tradisi peringatan haul juga dilakukan untuk memperingati hari kewafatan Habib Sholeh bin Muhsin Al Hamid Tanggul. Haul Akbar ini dilakukan pada tanggal 10 Syawal pada setiap tahunnya.

Antusias masyarakat dalam menghadiri haul akbar Habib Sholeh sangat besar, ratusan bahkan ribuan orang memadati halaman kediaman dan makam Habib Sholeh. Para Habaib dari berbagai macam daerah juga ikut serta menghadiri haul akbar di Tanggul. Haul sudah menjadi perilaku sosial atau bisa dikatakan sebagai realitas sosial yang berada di sekitar kita. Peringatan haul menjadi ritual sosial keagamaan.

Masyarakat menerima sebagaimana adanya dan ikut serta dalam prosesi tersebut setiap tahunnya. di dalam acara haul ada kalanya disisipkan dengan beberapa kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan keagamaan seperti, kegiatan ekonomi dan adanya hiburan.

Di dalam haul terdapat acara inti yang lebih bermakna sosiologis, yaitu refleksi sosial religius. Biasanya keluarga atau orang yang ditugaskan untuk mengenang kembali sejarah Habib Sholeh melalui ceramah agama ataupun pembacaan manaqib Dia semasa hidupnya.

Dalam hal ini bertujuan untuk mengambil pelajaran hal-hal baik dalam diri Habib Sholeh, untuk diterapkan dalam kehidupan. Dengan adanya Haul Akbar Habib Sholeh keberkahan turut dirasakan oleh masyarakat sekitar.

Khususnya dalam bidang ekonomi, masyarakat berjualan di sekitar acara haul dengan harapan mendapatkan rejeki tambahan. Dan ini berlangsung setiap tahun, sehingga bisa dikatakan bahwa Habib Sholeh pasca wafatnya Dia masih memberikan konstribusi yang nyata bagi masyarakat sekitar Tanggul.

Setiap tahunnya manusia tumpah ruah di sepanjang jalan menuju Masjid Riyadus Shalihin, Tanggul, Jember. Mereka berdatangan dari berbagai penjuru tanah air serta ada pula yang datang dari luar negeri untuk memperingati haul Al Habib Sholeh bin Muhsin Al Hamid, yang lebih akrab dengan sebutan Al Habib Sholeh Tanggul.

Beliau lahir di Korbah Ba Karman, Wadi ‘Amd, sebuah desa di Hadramaut, pada tahun 1313 H. ayah beliau, Al Habib Muhsin bin Ahmad Al-Hamid terkenal dengan sebutan Al-Bakry Al-Hamid, seorang yang sholeh dan ulama yang sangat dicintai dan dihormati masyarakat manapun beliau berada.

Ibundanya adalah seorang wanita Sholehah bernama ‘Aisyah, dari keluarga Al-Abud Ba Umar dari Masyaikh Al-‘Amudi. Beliau mulai mempelajari Al-Qur’an dari seorang guru yang bernama Asy-Syeikh Said Ba Mudhij, di Wadi ‘Amd, yang dikenal sebagai seorang yang sholeh yang tiada henti-hentinya berdzikir kepada Allah. Sedangkan ilmu fiqih dan tasawuf beliau pelajari dari ayah beliau sendiri Al-Habib Muhsin bin Ahmad Al-Hamid.

Pada usia 26 tahun, bertepatan pada keenam tahun 1921 M, Al-Habib Sholeh meninggalkan Hadramaut dan hijrah menuju Indonesia, beliau ditemani oleh Syeikh Fadli Sholeh Salim bin Ahmad Al-Asykariy.

Sesampainya di Indonesia beliau singgah beberapa hari di Jakarta. Mendengar kedatangan Al-Habib Sholeh, sepupu beliau Al-Habib Muhsin bin Abdullah Al-Hamid, meminta Al-Habib Sholeh untuk singgah di kediamannya di kota Lumajang.

Lalu Al-Habib Sholeh pun tinggal sementara di Lumajang. Setelah menetap beberapa waktu, kemudian beliau pindah ke Tanggul, Jember. Dan akhirnya beliau menetap di tanggul, hingga akhir hayat beliau.

Suatu ketika, datanglah ilham rabbaniyah kepada beliau untuk melakukan uzlah. Untuk mengasingkan diri dari gemerlap duniawi dan godaannya, menghadap dan bertawajjuh kepada kebesaran sang pencipta.

Dalam khalwatnya, beliau senantiasa mengisi waktu-waktunya dengan membaca Al-Qur’an, bershalawat dan berdzikir mengagungkan asma Allah. Dan hal itu berlangsung selama lebih dari 3 tahun.

Hingga pada suatu saat dalam khalwatnya, beliau didatangi oleh guru beliau, Al-Imam Al-Qutub Al-Habib abubakar bin Muhammad Assaqof, dalam cahaya yang bersinar terang.

Selanjutnya Al-Habib Abubakar mengajak beliau keluar dari khalwatnya, lalu memerintahkan Al-Habib Sholeh untuk datang ke kediamannya di kota Gresik.

Sesampainya di rumah Al-Habib Abubakar, Al-Habib Sholeh diminta untuk mandi di jabiyah (kolam mandi khusus di kediaman Al-Habib Abubakar bin Muhammad Assaqof, Gresik). Kemudian Al-Habib Abubakar memberinya mandat dan ijazah dengan memakai jubah, imamah dan sorban.

Al-Habib Sholeh berdakwah kepada masyarakat sekitar dengan tak kenal lelah, beliau mengajak umat untuk selalu shalat berjama’ah dan tidak meninggalkannya. Antara magrib dan Isya beliau isi dengan membaca Al-Qur’an dan wirid-wirid.

Selepas shalat ashar, beliau membaca kitab Nashaih Dinniyah, karya Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, yang beliau uraikan dengan bahasa Madura sebagai bahasa masyarakat setempat. Tujuannya agar masyarakat faham dengan apa yang beliau disampaikan.

Berbagai aktivitas dakwahnya, antara lain beliau lakukan dengan mengadakan berbagai pengajian. Beliau dikenal karena akhlaknya yang begitu mulia, beliau tidak pernah menyakiti hati orang lain, bahkan beliau berusaha menyenangkan hati mereka, sampai-sampai beliau tidak pernah menolak permintaan orang.

Seolah apa pun yang beliau miliki ingin beliau berikan kepada setiap orang yang membutuhkan. Beliau selalau melapangkan hati orang-orang yang sedang dalam kesusahan dan menyelesaikan masalah-masalah bagi orang yang mempunyai masalah.

Keihklasan hati, akhlak serta keluhuran budi pekertinya membuat beliau sangat dicintai dan dihormati oleh masyarakat. Semua orang yang berada di dekatnya akan merasa nyaman.

Bahkan setiap orang yang mengenal beliau akan merasa bahwa dialah orang yang akrab dengan sang habib ini. Ini karena perhatian beliau yang begitu besar terhadap semua orang yang ditemuinya. Beliau seorang yang memiliki kepedulian tinggi terhadap faqir miskin, para janda dan anak yatim.

Rumah beliau tidak pernah sepi dari para tetamu yang datang, beliau sering mendapat kunjungan dari berbagai tokoh ulama, bahkan para pejabat tinggi Negara sekalipun. Mereka datang untuk bersilahturahmi sampai membahas berbagai permasalahan kehidupan.

Al-Habib Sholeh melayani para tetamunya dengan penuh suka cita, siapa pun yang bertamu akan dijamu sebaik mungkin. Beliau menimba sendiri air sumur untuk keperluan mandi dan wudhu para tamunya.

Al-habib Sholeh begitu hormat kapada tamunya, bahkan sebelum tamunya menikmati hidangan yang telah disediakan, beliau tak akan menyentuh hidangan itu. Beliau baru makan setelah hidangan itu disantap oleh para tamunya. Sebagaimana Sabda Rasul : “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menghormati tamunya”.

Beliau selalu menasehatkan kepada para tamunya akan tiga hal, pertama, pentingnya menjalankan halat 5 waktu dan ancaman bagi siapa yang meninggalkannya,kedua, besarnya kedudukan orang tua dan kewajiban berbakti kepada keduanya, serta ancaman bagi siapa yang mendurhakainya, ketiga, pentingnya menjaga hubungan silahturahmi, beliau menegaskan bahwa orang yang menjaga hubungan silahturahmi dengan baik, maka Allah akan memanjangkan usianya, mempermudah urusannya dan memperbanyak rizqinya.

Habib Sholeh wafat di Tanggul ketika senja pada hari Sabtu tanggal 8 Syawwal 1396 Hijriyyah ( 1976 M.). Beliau wafat setelah berwudhu dan sebelum sempat melaksanakan shalat Maghrib. Beliau dimakamkan pada hari Minggu tanggal 9 Syawwal 1396 Hijriyah setelah Shalat Dzuhur di samping kiblat Masjid Riyadus Sholihin,Tanggul, Jember, Jawa Timur.

Haul Habib Soleh ke 47 digelar dari Sabtu dan berakhir pada Minggu hari ini, 7 Mei 2023 di komplej makam Masjid Riyadus Sholohin ,Tanggul Jember Jawa Timur. (***)

Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait