Aku Sudah Tidak Mau Meliput Lagi

cilacap info featured
cilacap info featured

Cuaca kemarau panjang dan sebagian dari ujung Grobogan, Bojonegoro, Surabaya, Sidoarjo, Gresik dan Lamongan justru banjir bandang. Tiada persiapan khusus untuk terjun di tengah masyarakat konflik horisontal.

Sebulan lamanya perang rakyat vis a vis di laut dan berlanjut di pesisir sepanjang Pantura, aku bongkar di Polres Gresik. Kasus yang sudah di Peti es kan -BAP- Amplop berlilin merah menjadi saksi betapa konflik itu berbulan bulan.

Ya kita butuh solusi. Bukankah betapa indahnya di pesisir pantai makan udang sekilo bisa dijangkau 15 ribu saja, di saat lobster sedang di kisaran 150-250 ribu perkilo. Pun cumi cumi, cukup 15 ribu sudah dapat ukuran sebesar jantung pisang. Bahwa, dibalik cerita betapa nestapa di kawasan pesisir ada yang bisa betapa kebesaran Alloh SWT masih menyisakan ruang berbagi, Alloh Maha Besar, Allohu Akbar.

Betapa manisnya buah Siwalan, cukup dengan 2000 rupiah. Atau ingin lari dari riuh gempita manusia, ada puluhan makam wali alloh., termasuk Sunan Drajat yang terbuka 24 jam menjadi aduan keluh kesah dari rakyat jelata. Aku jadi teringat temanku, ayahnya di jaman Orba terpaksa naik onggokan kayu terombang ambing di laut sampai Kalimantan, karena mempertahankan suara TPS dan….

Jaman sudah berubah, kawasan pesisir sedang di tata. Kejayaan Majapahit yang mampu menyatukan Nusantara tampaknya menjadi ruang ekspansi dari lalu lintas perdagangan global. Pun kita tentu tidak mau mau juga memadukan pola Mataram Islam yang menutup sementara pelabuhan pelabuhan dan menggiatkan pertanian.

Perpaduan yang serasi seandainya saja pembaruan pertanian dan mampu ekspansi melalui jalur darat, laut dan udara siap tinggal landas. Kita tidak tengah bermimpi masa depan, kalau kita sedang menyiapkannya dari sekarang. There a will, there a way (Ada kemauan, pasti ada jalan). (***) Aji Setiawan

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait